Indra Zamrud mencapai puncak ketersinggungan perasaannya, darahnya mendidih sehingga pelipisnya bergerak-gerak. Ia lalu menuding mata Indra Kumala dengan pedang telanjang yang tajam terhunus :
"Aku masih memandang engkau adikku. Manusia lancang macam kamu pantas ditumpas sebelum merusak kedamaian jagad Hyang Dewa. Ingat kataku. Atas nama kehormatan dan cita-cita sang Bima lain waktu aku akan membunuhmu.