Text
Andai Aku Jalan Kaki, Masihkah Engkau Selalu Ada Untukku?
"Aku kan selalu ada untukmu, Sayang, aku nggak bisa hidup tanpamu..."
Gubraakk...!!
Aku terjungkal. Sucikah bisikan itu? Jangan-jangan karena aku tajir, mapan, keren, pintar, atau populer? apakah engkau masih akan selalu ada untukku andai aku jalan kaki, dengan tubuh tanpa Bvlgari, dan dompet isi seribu?
Andai aku jalan kaki, dibawah terik matahari, bermandi keringat, menahan lapar, bertubuh dekil nan buluk, dengan dompet kempes yang tak bisa untuk beli sebuah air kemasan gelas, akankah kau, kau, kau yang kini selalu tersenyum manis dan mendengarkanku, tetap mau menyapaku, tersenyum padaku, menyentuh lenganku, merangkulku, memelukku, menciumku, dan menganggapku manusia?
Bukan hanya soal ketulusan cinta dan pesona berlian, juga tentang rahasia pilihan hidup, makna komitmen, chemistry pasangan hidup, tajamnya mulut, hingga arti kematian, disuguhkan dalam kisah-kisah popcorn yang begitu renyah dan menyentuh hati, berbumbu jenaka tajam, satire, bentakan, dalam bentangan padang savana makna kebajikan yang tak bertepi. Mudah dibaca sekali duduk dimana saja, sebutlah busway, bahkan secara terpisah-pisah, serial popcorn ini menggasak ruhani terdalam setiap kita tentang siapa gerangan sesungguhnya aku, engkau, dan dia, dalam hirk-pikuk kehidupan ini.
0064805 | F Mul a | Perpustakaan SMA Negeri 8 Yogyakarta (Fiksi) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain