Text
Seumpama Matahari
Kami bangun, menembak sesekali kearah teriakan tadi. Inilah cara terakhir. Zen membidik. Tembakannya berirama khas. Irama inilah yang ditakuti pasukan tentara pemerintah. Mereka sudah hafal irama ini. Biasanya irama tembakan Zen memakan korban. Sebelum menjadi tentara gerilya, dia adalah pemburu rusa. Kijang di hutan antara Bireun dan Paton sering menjadi sasaran tembakannya. Kami menunggu Zen yang sedang menembaki musuh. Sesaat dia muncul. Kami lari tanpa membungkuk. Keringat sudah membasahi sekujur tubuh. Napas kami memburu. Dada sesak. Asap-asap mesiu peledak membuat dada kami sakit. Selama dua jam kami bisa menyingkir dari medan pertempuran. Tak seorang pun diantara kami menjadi korban atau cedera. Namun, kini nyawa kami terancam oleh banyaknya racun mesiu terhirup. Kami harus mendapatkan sebagai penawar. Kalau tidak, kami bisa mati keracunan... Novel ini mengisahkan sekelompok pejuang yang kerap terancam maut di hutan, juga naluri kesetiaan, dan hubungan cinta dengan seseorang gadis. Sebuah novel sejarah kontemporer yang sangat penting, dan ditulis dengan amat manusiawi dan menyentuh. Layak dibaca oleh semua kalangan dan semua umur.
0081768 | F Nur s | Perpustakaan SMA Negeri 8 Yogyakarta (Fiksi) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain