Text
Abu Nawas & Telur Unta Kisah-kisah Teladan Buat Anakku
Anda mungkin akan haru, bangga dan bahagia tatkala anak Anda yang masih duduk di sekolah dasar selalu memperoleh rangking terbaik di sekolahnya. Tapi Anda akan menjadi bingung tatkala ditanya: Mengapa anak Anda yang usianya sudah belasan tahun itu, sangat cengeng, penakut dan gagal dalam menjalin komunikasi bersama teman-temannya? Hal inilah menjadi bukti bahwa ternyata penilaian rangking di hampir semua sekolah, hanyalah semata berdasarkan pada penilaian IQ (Intelligence Quotient) dan keberuntungan siswa dalam penguasaan mata pelajaran kognitif. Padahal tingginya IQ yang dimiliki seorang anak tidak otomatis membuatnya mampu mandiri, sukses dalam pergaulan atau bahkan tetap saja kesulitan dalam kehidupan ini.
Para ahli menyarankan bahwa tingginya IQ seorang anak perlu diimbangi dengan faktor EQ (Emosional Quotient) yang memadai. Misalnya saja. bila anak kelask ingin dididik menjadi pedagang yang sukses, maka bukan pengetahuan bisnis saja yang diperlukan, tetapi juga harus memiliki jiwa yang sabar, ulet, pantang menyerah serta lain-lainnya. Sebab adakalanya, bahkan faktor EQ-lah yang kadang-kadang malah lebih berperan menunjang karier seorang anak kelak. Lantas, bagaimana melatih dan mengasah EQ anak? Salah satu caranya melalui kisah-kisah yang diceritakan oleh para orang tua terhadap mereka. Buku Abu Nawas dan Telur Unta ini sengaja hadir untuk mengajak para orang tua untuk menjadikan anak-anak bukan hanya cerdas IQ-nya saja, tapi sekaligus cerdas pula EQ-nya. Insya Allah!
0043502 | F Mus a | Perpustakaan SMA Negeri 8 Yogyakarta (Fiksi) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain