Text
Kasidah Lereng Bukit
Cinta dan kekuasaan, acapkali bersentuhan sebagai kawan dan terkadang menjadi lawan. Kekuasaan sering menyerimpung, menghadang dan mencabik-cabik cinta. Bagi orang yang dipenuhi oleh ambisi kekuasaan, cinta menjadi barang dagangan. Bahkan tak berharga. Tetapi cinta memang tak pernah hinggap dalam hati orang yang ambisius, yang ingin meraih kekuasaan dengan kekejaman. Banyak juga contoh cinta menjadikan orang lemah memegang kekuasaan. Kekuasaan yang diraih dengan cinta tentu berbeda dengan kekuasaan yang diraih karena ambisi. Bagaimana jika kekuasaan menjadi wilayah orang tua, sedang cinta menjadi semilir angin yang membuai anak muda? Novel Achmad Mufin inilah yang akan mengurai. Berlatarbelakang pedesaan di Jawa Timur yang kental dengan tradisi pesantren, kisah cinta yang sangat romantis dari dua orang santri mengalir bersama tembang-tembang rohani. Ditingkahi dendang kasidah yang menerobos nurani. Cinta lahir dan berkembang dengan kesuciannya. Meski kekuasaan bagai badai yang mencoba memporak-porandakan bangunan dan harmoni kehidupan.
0054190 | F Mun k | Perpustakaan SMA Negeri 8 Yogyakarta (Fiksi) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain