Text
Sebutir Debu di Kaki Ka'bah
Ini kisah perjuanganku menuju Ka'bah, rumah Allah yang suci di Kota Mekah. Mungkin bagi sebagian orang, kisahku termasuk ironi, tapi aku masih punya akal dan hati untuk menakar batas sebuah kesalahan dan kebenaran. Maka aku membulakan tekad, menebalkan muka, menguatkan hati, membesarkan jiwa untuk berutang demi membayar uang pangkal pendaftaran ke tanah suci. Jika tidak nekat seperti itu, manalah mungkin aku yang lahir dan besar dalam keluarga miskin di negara Indonesia mampu membiayai perjalanan ke Mekah. Sebab rumah Allah begitu jauh dan biayanya sangat mahal bagiku, jangankan untuk ke tanah suci, untuk makan sehari-hari saja susah payah aku bekerja, bagaimana aku mampu menuju rumah Allah di Mekah sementara aku dan ayah ibuku masih menumpang tinggal ditempat nenek. Demi mencapai Ka'bah, pontang panting aku bekerja! Berpanas, berhjan, mempertahakan semangat diantara tetes keringat dan air mata. Kutanggungkan segala penghinaan orang-orang, kutepiskan segala ejekan dan tuduhan yang menyakitkan hati. Bertahun-tahun aku berjuang! Bekerja-bekerja di sela-sela doa-doa panjang yang kupanjatkan kepada Allah supaya jalanku dipermudah menuju Baitullah. Tapi memang tidak ada ibadah yang mudah dilakukan, jangankan beribadah menuju rumah Allah di Mekah, untuk beribadah menuju masjid demi menunaikan shalat subuh berjama'ah saja perlu perjuangan dan niat yang sungguh-sungguh. Ketika akhirnya aku berhasil lepas dari kemiskinan dan punya uang yang cukup untuk berangkat ke tanah suci, berlapis-lapis masalah yang datang menghalangi langkahku menuju Ka'bah, hingga akhirnya salah seorang yang kucintai meninggal dunia tanpa sempat melihat kesuksesanku. Apakah aku akhirnya berhail mencapai Ka'bah? Silakan membaca sendiri novelnya dan temukan jawabannnya!
0000859 | F Har s C1 | Perpustakaan SMA Negeri 8 Yogyakarta (Fiksi) | Tersedia |
0000940 | F Har s C2 | Perpustakaan SMA Negeri 8 Yogyakarta (Fiksi) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain