Text
Makrifat Cinta
Apakah di mata kaum muslim, kami yang kristen ini dinyatakan menempuh jalan sesat?
Apakah sorang kristiani seperti saya bisa datang ke pusat budaya Islam seperti pesantren anda dengan nyaman?
Apakah seorang muslim boleh memiliki mertua yang beragama Kristen?
Inilah deretan pertanyaan yang dihadapi Iqbal Maulana, ketika dia diminta Kiai Sepuh mengajukan lamaran kepada ayah Priscilla yang bernaman Ignatius Dibyo Pratisto. Sekalipun telah melalui refleksi batin, permohonan petunjuk (munajat) kepada Allah SWT, saran dan pendapat dari orang tua dan para sahabat dekatnya di pesantren Tegal Jadin, Iqbal belum berani memutuskan sendiri siapakah yang akan dipilih untuk menjadi pendamping hidupnya: Zaenab, Priscilla, atau Khaura?
Dalam buku terakhir Trilogi Novel Spiritual ini, Makrifat Cina, jubelan tantangan dalam proses pencarian spiritual tertinggi seorang manusia menghujam deras ke lubuk hati dan pikiran Iqbal Maulana. Itulah pencarian cinta religius yang bersumber pada cinta Ilahi. Kepulangannya ke Tegal Jadin yang sedianya bersumber para gadis itu, sesuai dengan saran dan permintaan Kiai Sepuh, yang semula terbayang sangat mudah sehingga dia bisa segera menikah, ternyata menuai gejolak dan benturan batin yang dahsyat.
Iqbal terbentur pada fakta: Apakah hujjah (nalar) yang sahih digunakan jika me-milih ketiga gadis itu? Apa pula hujjah yang logis dikedapankan jika pilihannya adalah satu diantara tiga gadis itu? Mungkinkah memlilih salah satunya dengan tanpa melukai persaan yang lainnya?
0064914 | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain