Text
Banyumas: Sejarah, Budaya, Bahasa, dan Watak
Adoh ratu cedhek watu - jauh dari raja, dekat dengan batu. Istilah ini sangat cocok untuk menggambarkan eksistensi wong mBanyumasan. Tetapi, ini tidak berarti wong mBanyumasan "terpinggirkan" dalam sejarah Tanah Jawa baik secara budaya maupun politik. Secara budaya, wong mBanyumasan, yang identik dengan dialek Ngapak-nya, tidak dapat dikatakan tidak bisa berbahasa Krama (bahasa Jawa Kawi). Bahkan, jika menilik pada sejarah bahasa Jawa, asal-usul bahasa Krama mula-mula berkembang justru di kalangan (seniman) dalang Banyumas.
Sedangkan secara poliktik, memang tidak pernah ada raja yang berkeraton di wilayah Banyumas-karena yang ada hanya Adipati (Bupati) Keraton yang diangkat dan mewakili keraton-keraton di Jawa Barat (Pajajaran), Jawa Timur (Majapahit), dan Jawa Tengah bagian timur (Demak, Pajang, dan Mataram). Tetapi peran dan andil elit Banyumas dalam sejarah perjangan Tanah Jawa sungguh sangat besar. Suatu fakta sejarah yang belum terungkap di dalam historiografi konvensional (seperti babad dan situs resmi), tetapi disajikan dengan ciamik dalam buku ini.
0060521 | 959.82 Her b | Perpustakaan SMA Negeri 8 Yogyakarta (900) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain