Text
Bahasa dalam Wacana Demokrasi dan Pers
Bahasa seringkali digunakan untuk media melawan maupun memperjuangkan perubahan nasib kaum tertindas. Pada zaman Orde Baru misalnya, para mahasiswa menggunakan bahasa "plesetan" sebagai strategi resistensi. Demikian halnya bahasa nyamin yang digunakan oleh masyarakat Samin di Jawa Tengah, pada hakekatnya adalah budaya resistensi dan pembangkangan sosial dengan menggunakan bahasa.
Bahasa ternyata juga menjadi senjata kaum lemah untuk mempertahankan kehidupan dan kebudayaan mereka. Kita masih perlu lagi untuk mengkaji bagaimana bahasa telah bermakna bagi usaha untuk melindungi kepentingan dan hak-hak rakyat, maupun sebagai perisai agar terhindar dari malapetaka sosial, ekonomi, dan budaya.
Dengan latar belakang profesi seorang wartawan, penulis berusaha mengungkapkan terjadinya perubahan pemakaian bahasa. Perubahan tersebut tidak hanya dimedia masa akan tetapi juga dalam bahasa pergaulan atau percakapan. Bahkan mengupas bahasa sebagai alat hegemoni dan disukursus untuk melanggengkan kekuasaan.
0043494 | 417 ARW b | Perpustakaan SMA Negeri 8 Yogyakarta (400) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain