Text
Merahnya Merah
Sebelum revolusi, dia calon rahib. Selama revolusi, dia komandan kompi. Di akhir revolusi, dia algojo berdarah dingin. Sesudah revolusi, dia masuk rumah sakit jiwa! Setelah dinyatakan sehat, Tokoh Kita jadi gelandangan yang bukan sembarangan, lain dari yang lain, yang juga berhasil merasakan bahagia, walau, "Tragikkuk adalah tragik dari sebelum tragik, tragik rangkap dua!" ucap Tokoh Kita. Di dunianya itu, dia bertemu Maria, calon jururawat yang gagal, bekas pembantu rumah tangga pada pastoran yang diperkosa dan jadi gelandangan. Lalu muncul tokoh lain di tengah-tengah percintaan Tokoh Kita & Maria, yaitu Fifi, 14 tahun, korban pemerkosaan oleh para gerombolan. Kemudian tumbuh cinta segitiga yang aneh dan "revolusioner"! Tetapi ke mana ketiga-tiganya, berturut-turut hilang, tidak kembali? Sungguh edan; sampai sibuk semua: sang Centeng, sang Bekas Bang Becak, para gelandangan seluruh kota, dokter tentara bekas ajudan Tokoh Kita, para tentara dan polisi, sampai Pangdam dan Pangdak! Hilang, tak kembali, apa sesungguhnya yang terjadi? Inilah karya Iwan Simatupang yang terkenal itu, "roman baru" di mana setiap tokoh, dengan perasaan-pikiran-tindakannya, adalah filsafat yang dpersonifikasikan, "filsafat in-action" atau orang-darah-daging yang di-filsafat-eksistensialis-kan! Inilah "roman baru" yang selalu terasa baru setiap dibaca-ulang: dan pemunculannya telah "menggegerkan" dunia Kesusastraan Indonesia!
0047946 | F Sim m | Perpustakaan SMA Negeri 8 Yogyakarta (Fiksi) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain